Pages

Kamis, 25 Oktober 2012

Makna Takbir Hari Raya




Takbir menyiratkan lautan makna yang tidak bertepi. Ia senantiasa memberikan makna baru bagi mereka yang ingin menggoreskan pena mengungkap rahasia-rahasianya. Dengan takbir, para pejuang kemerdekaan merebut tanah air dari belenggu penjajah, mengorbankan raga dan jiwa demi tegaknya kedaulatan negara dan terciptanya harkat dan martabat bangsa. Mereka memberikan segala bentuk pengorbanan demi generasi bangsa di kemudian hari dengan memekikkan (الله أَكْبَر).
Dengan perilaku seperti ini, mereka telah mengikuti jejak Nabi Saw yang senantiasa bertakbir di saat menaklukkan Khaibar.

          Dengan takbir, umat Islam di seantero alam membuat ruang-ruang langit bergetar kuat oleh gema takbiran. (الله أَكْبَر) yang menggerakkan hati umat untuk datang berbondong-bondong mengumandangkan takbir sebagai tanda kemenangan dari perjuangan spiritual dalam menahan lapar, haus, dan hawa nafsu di bulan suci Ramadhan. (الله أَكْبَر) yang menyediakan fasilitas-fasilitas gratis bagi mereka yang ingin memperoleh ridha, rahmat, dan kedekatan spiritual terhadap-Nya di bulan suci itu. (الله أكْبَر) yang memberi bulan Ramadhan nuansa ibadah yang sangat berbeda dengan bulan-bulan lain. Sebulan sebelum datangnya bulan suci ini, ia telah hidup di hati, senantiasa dikenang, dan didamba-dambakan. Sebulan lagi ia akan datang menyapa, tetapi kehadirannya telah memenuhi sendi-sendi manusia yang cinta kepada anugerah ilahi dari apa yang disuguhkan Ramadhan. Di pagi hari Id, dengan penuh kegembiraan yang luar biasa mereka menghaturkan tanda kesyukuran atas taufik dan hidayah-Nya dalam menjalani ibadah-ibadah ramadhaniah dengan menyorakkan (ألله أَكْبَر).


          Di padang Arafah sana, jamaah haji di seluruh dunia mengisi ruang-ruang langit negeri Allah dengan gema takbiran. (الله أكْبَر) yang mengumpulkan mereka dari pelbagai belahan dunia dengan satu tujuan suci, menyiratkan makna-makna ukhrawi dari pelbagai ibadah haji; pakaian putih mereka menyiratkan kebersihan fisik dan rohani pribadi muslim yang taat agama, mengingatkan manusia tentang kematian, pintu menuju alam akhirat, menandakan persamaan derajat di sisi Allah SWT, meski status sosial mereka berbeda-beda, serta memberitahu hakikat kehidupan dunia ini, bahwa sumber keselamatan dunia-akhirat bukan dengan membanggakan diri, harta, dan keluarga, tetapi dengan berpegang teguh kepada syariat Islam.Ibadah kurban menyuarakan kedekatan spiritual hamba yang senantiasa dituntut untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mengabaikan segala sesuatu yang dapat menjadi penghalang dalam meniti jalan-jalan ukhrawi. Tentunya, di sana ada kebulatan tekad, pengorbanan yang luar biasa demi mencapai kemuliaan ini. Yah, karena pada saat itu, mereka meninggalkan keluarga demi memenuhi panggilan ilahi yang dititahkan kepada Nabi Ibrahim as

        Di pagi hari raya Idul Adha, rumah-rumah Allah di seluruh dunia ikut serta menyemarakkan syiar-syiar haji dengan menyorakkan (الله أكْبَر).
Dengan takbir, wajah-wajah dunia kala itu dapat menangkap pesan-pesan ilahi yang mengilustrasikan persatuan dan persamaan. Di sana ada satu hakikat yang mampu menyatukan umat, menepis segala bentuk perbedaan, seperti: kulit, bahasa, suku, dan lain-lain, dan mengayomi langkah umat dalam meniti kehidupan dunia-akhirat. Tentunya, hakikat itu adalah hakikat ketauhidan yang menegaskan bahwa setiap manusia sama di hadapan Allah SWT, tidak ada perbedaan di antara mereka kecuali ketaqwaan.




0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar